Piro…
Suatu hari orang Jawa membeli pepaya pada penjual pepaya yang kebetulan orang Batak.
Orang Jawa tanya piro (=berapa) dan orang Batak pir(=keras).
Jawa: Piro siji?
Batak: Enggak pir kok, sudah lunak karena sudah matang pohon.
Jawa: Piro siji?
Batak: Sudah matang, tidak pir lagi. (Hatinya mulai dongkol).
Jawa : Iyo, piro siji?
Orang Batak marah dan pepaya dibanting sampai hancur luluh sambil bilang: Lihat, lihat, sudah matang, kan? Mau apa kau sekarang?
Orang Jawa jadi ketakutan, lalu ambil langkah seribu….
Roti Tawar
Seorang ibu menyuruh seorang pembantu membeli roti tawar di toko roti langganan.
Rochatie: Inem, tolong belikan roti. Ini uang 20 ribu. Tawar ya.
Suatu hari orang Jawa membeli pepaya pada penjual pepaya yang kebetulan orang Batak.
Orang Jawa tanya piro (=berapa) dan orang Batak pir(=keras).
Jawa: Piro siji?
Batak: Enggak pir kok, sudah lunak karena sudah matang pohon.
Jawa: Piro siji?
Batak: Sudah matang, tidak pir lagi. (Hatinya mulai dongkol).
Jawa : Iyo, piro siji?
Orang Batak marah dan pepaya dibanting sampai hancur luluh sambil bilang: Lihat, lihat, sudah matang, kan? Mau apa kau sekarang?
Orang Jawa jadi ketakutan, lalu ambil langkah seribu….
Roti Tawar
Seorang ibu menyuruh seorang pembantu membeli roti tawar di toko roti langganan.
Rochatie: Inem, tolong belikan roti. Ini uang 20 ribu. Tawar ya.
Pergilah si Inem ke toko roti langganan ibu.
Pembantu: Roti satu harganya berapa?
Pedagang: 20 ribu.
Pembantu:10 ribu ya?
Pedagang: nggak boleh, roti harganya memang segitu dari dulu.
Pembantu menyerah lalu membayar, seharga yang diminta tukang roti. Sesampainya di rumah dia bilang sama majikannya:
Rochatie: Inem, rotinya ada?
Pembantu: Ada Bu, tapi nggak bisa ditawar lagi.
Rochatie: Iya, roti tawar itu harganya segitu. Kenapa..?
Pembantu: Oooh gitu toh. Saya kira harga rotinya yang ditawar.
0 komentar:
Posting Komentar